Apa Itu PayTren
Banyak kisah-kisah hikmah saat saya mendirikan dan mengembangkan Paytren. Saya melihat Kebesaran Allah.
Prinsip saya dalam berbisnis, berniaga: Allah dulu, Allah lagi, Allah terus.
Prinsip saya dalam berbisnis, berniaga: Allah dulu, Allah lagi, Allah terus.
2012-2013 saya dengan Izin Allah mendirikan Paytren. Dengan prinsip lain: Pancang tiang, kibarin bendera, Paytren bermula. Dari serba ketiadaan dan keterbatasan. Tapi dengan keyakinan, bahwa Allah bersama kita semua. Allah pasti akan menunjuki jalan.
2017, banyak perusahaan besar yang melirik Paytren. Sebagaimana umumnya perusahaan-perusahaan startup/digital/e-commerce. Dikejar. Diburu. Diminati.
Transkasi selama 2016, alhamdulillaah hampir nembus 2T. Kami urus semua yang berkaitan dengan pemerintah. Hingga saat ini, kami malah menjadi role model usaha yang taat hukum yang ditetapkan pemerintah. Mulai dari administrasi sampe perpajakannya.
Paytren alhamdulillaah, “dihargai” calon investor sampe 1T. Tapi saya tetap menginginkan Paytren biar tetap menjadi milik anak bangsa. Merah Putih. Ga mau dibeli. Apalagi sama orang asing. Kita yang jualan. Kita yang beli. Kita yang produksi, kita yang miliki. Kita yang butuh, kita yang menyediakan, kita pula yang transaksi. Milik kita sendiri. Sebab dari awal, Paytren emang dibuat untuk menjadi milik bersama.
Tidak ada satu pun pembeli dan pelanggan Paytren, yang didudukkan sebagai pembeli. Tidak ada. semua didudukkan sebagai “pemegang saham”. Sebagai bagian dari ownership Paytren.
Selamat datang di Paytren. InsyaaAllah banyak hal besar kita eksekusi dan capai bersama.
Tidak ada satu pun pembeli dan pelanggan Paytren, yang didudukkan sebagai pembeli. Tidak ada. semua didudukkan sebagai “pemegang saham”. Sebagai bagian dari ownership Paytren.
Selamat datang di Paytren. InsyaaAllah banyak hal besar kita eksekusi dan capai bersama.
I will bring you to tomorrow. InsyaaAllah.
Salam,